Pada simposium yang Anda sebutkan, tampaknya terdapat dua sesi utama dengan pembahasan yang beragam namun saling terkait dalam konteks kesehatan, baik fisik maupun mental.
1. Simposium Pertama: Mental Health
Simposium pertama difokuskan pada kesehatan mental, sebuah topik yang semakin mendapat perhatian di bidang medis dan masyarakat umum. Pembahasan ini diisi oleh tiga narasumber yang ahli di bidang masing-masing:
- Pdt. DR. Sukanto Limbong, rektor STT HKBP Pematang Siantar, memberikan pandangan energik dan humoris dalam menghubungkan isu kesehatan mental dengan pendekatan spiritual. Sebagai pemuka agama dan pemimpin lembaga teologi, beliau mungkin menyoroti pentingnya keseimbangan antara mental, spiritual, dan sosial dalam menghadapi tekanan hidup.
- Prof. Elmeida Effendy dari Departemen Psikiatri FK USU, seorang pakar di bidang kesehatan mental, memberikan pandangan lebih dalam mengenai bagaimana gangguan mental berdampak pada kesehatan secara keseluruhan. Beliau mungkin menekankan diagnosis dan terapi terkini, serta pentingnya dukungan psikologis dalam perawatan pasien.
- DR. Neny Ika Simarmata dari Fakultas Psikologi UHKBP Nommensen, yang juga berfokus pada kesehatan mental, mungkin membahas dari perspektif psikologis, terutama bagaimana psikologi klinis dapat membantu individu mengatasi tekanan mental dan membangun kesehatan psikologis yang lebih baik.
Dalam simposium ini, empati dan profesionalisme yang diangkat oleh Prof. Yusak Siahaan menjadi kunci. Empati dalam praktik medis penting untuk memahami kebutuhan emosional pasien, sementara profesionalisme memastikan pengobatan dilakukan secara efektif dan berdasarkan ilmu pengetahuan.
2. Simposium Kedua: Metabolik Syndrome
Pada simposium kedua, topik Syndrome Metabolik menjadi sorotan utama. Syndrome Metabolik adalah kumpulan kondisi yang terjadi bersamaan—seperti tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang meningkat, lemak tubuh berlebih di sekitar pinggang, dan kadar kolesterol yang tidak normal—yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Tiga narasumber yang berkompeten membawakan materi ini:
- Dr. Nizam Akbar, SpJP(K), seorang spesialis jantung dan pembuluh darah, kemungkinan besar membahas bagaimana Syndrome Metabolik berperan dalam meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Ia mungkin memberikan wawasan mengenai pencegahan, pengelolaan, dan pengobatan penyakit ini, termasuk intervensi klinis.
- Dr. Brahma Ihsan, SpPD-KEMD, seorang spesialis penyakit dalam dan endokrinologi, kemungkinan menjelaskan aspek terkait dengan gangguan metabolisme dan hormonal, seperti diabetes tipe 2 yang seringkali menjadi bagian dari Syndrome Metabolik. Fokusnya mungkin termasuk bagaimana pengaturan gula darah dan pengelolaan berat badan dapat membantu mencegah perkembangan Syndrome Metabolik.
- Dr. Hilna, SpGK, seorang spesialis gizi klinis, memberikan perspektif penting tentang bagaimana pola makan dan nutrisi berperan besar dalam mengelola atau mencegah Syndrome Metabolik. Makanan yang sehat dan seimbang dapat mengurangi faktor risiko utama, seperti obesitas dan kadar kolesterol tinggi.